MANAJEMEN LINGKUNGAN BANGUNAN PADA GEDUNG SEKOLAH DASAR AL-BAYYINAH JAKARTA SELATAN

Saat ini Indonesia masih menghadapi beberapa kendala dalam penerapan Green Building, seperti penolakan terhadap pembangunannya, kurangnya pengetahuan dan informasi yang memadai, biaya pelaksanaan yang tinggi, serta keterbatasan produk ramah lingkungan. Selain itu, ada kekurangan dalam pengawasan dan peran manajemen dalam penerapan konsep Green Building. Pemahaman tentang peran manajemen tidak hanya terbatas pada pengelolaan sampah dan limbah, tetapi juga mencakup pemeliharaan bangunan secara menyeluruh. Peran manajemen yang dimaksud adalah kemampuan untuk memastikan fasilitas bangunan tetap berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan melalui upaya perawatan yang tepat. Indonesia memiliki satu lembaga dalam bidang Green Building yaitu (GBCI) yang memiliki program dalam melakukan sertifikasi Bangunan Hijau. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan penilaian kategori Manajemen Lingkungan Bangunan (BEM) berupa observasi, wawancara, dan analisis data survey dengan bantuan Microsoft excel. Hasil penilaian kriteria Manajemen Lingkungan Bangunan (BEM) pada Gedung baru Sekolah Al-Bayyinah Jakarta Selatan sebesar 62% memenuhi Greenship New Building Versi 1.2 yaitu mendapatkan skor 8 dari 13. Terpenuhinya tolok ukur kriteria prasyarat yaitu Dasar Pengelolaan Sampah melibatkan adanya instalasi atau fasilitas yang digunakan untuk memilah dan mengumpulkan sampah yang mirip dengan sampah rumah tangga.. (BEM 1) mendapatkan skor 0 dari 1, (BEM 2) mendapatkan skor 2 dari 2, (BEM 3) mendapatkan skor 2 dari 2, (BEM 4) mendapatkan skor 2 dari 3, (BEM 5) mendapatkan skor 0 dari 2, (BEM 6) mendapatkan skor 0 dari 1, (BEM 7) mendapatkan skor 2 dari 2. Dampak penerapan BEM menyatakan kenyamanan pada lingkungan sekitar Gedung menghasilkan nilai 68% melalui survey kuesioner.
Kata Kunci : Greenship New Building Versi 1.2, Green Building Council
Indonesia (GBCI), Building Environment Management (BEM).