Analisis Perbandingan Durasi Waktu Proyek Pegadaian Tower dengan Metode CPM dan CCPM

Dalam dunia konstruksi tak jarang ditemukan suatu keterlambatan dalam menyelesaikan
kegiatan proyek sehingga hal tersebut dapat menghambat proyek selesai tepat waktu.
Untuk mengatasi persoalan tersebut maka dapat dilakukan analisa untuk mengoptimalkan
durasi waktu yang mengalami keterlambatan. Salah satu analisa yang dapat dilakukan
adalah dengan melakukan penjadwalan antara dua metode. Penelitian ini dilakukan
dengan membandingkan antara metode tradisional CPM dan CCPM. CPM adalah metode
tradisional dengan identifikasi jalur kritis dan CCPM sendiri adalah salah satu metode
terbaru hasil dari perkembangan metode sebelumnya yang lebih menekankan kepada
penggunaan sumber daya. Metode analisis statistic deskriptif digunakan untuk mencari
nilai mean dari faktor yang mempengaruhi terjadinya keterlambatan waktu di Proyek
Pegadaian Tower. Analisis durasi waktu antara metode CPM dan CCPM dilakukan
dengan bantuan MS. Project 2010. Berdasarkan hasil analisa faktor yang paling
berpengaruh terhadap keterlambatan adalah karena perencanaan gambar/spesifikasi yang
tidak lengkap, kurang ahlinya tenaga kerja, dan adanya staff yang terkena Covid-19. Hasil
dari metode CPM menunjukan durasi waktu selama 19 hari dengan besaran biaya tenaga
kerja langsung Rp36.858.855. Aplikasi menggunakan metode CCPM dapat menghemat
waktu selama 4 hari menjadi 15 hari tanpa buffer time dan menghasilkan durasi waktu
proyek selama 17 hari dengan adanya buffer time selain itu besarnya biaya tenaga kerja
langsung yang diperoleh adalah sebesar Rp32.029.074 atau lebih hemat sebesar 13%.