ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN MASYARAKAT DAN HARGA RUMAH TERHADAP PERMINTAAN PEMBIAYAAN KPR SYARIAH (STUDI KASUS MASYARAKAT DI KOTA JAKARTA)

Penyediaan rumah menjadi faktor penting dalam majunya sebuah negara. Menurut Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian Perkerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Maurin Sitorus (2016) memperkirakan di Indonesia pada tahun 2025 angka kebutuhan rumah mencapai 30 juta unit. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) merupakan layanan yang diberikan bank untuk mendapatkan rumah secara angsur. KPR pada bank syariah memiliki konsep bagi hasil dan kerugian (profit and loss sharing). Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta tahun 2019 hanya 47,12% masyarakat DKI Jakarta yang menempati rumah tinggal milik sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat pendapatan masyarakat dan harga rumah terhadap permintaan pembiayaan KPR Syariah. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang mengambil sampel secara purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukan tingkat pendapatan tidak mempengaruhi permintaan pembiayaan KPR Syariah dan harga rumah mempengaruhi permintaan pembiayaan KPR Syariah. Tingkat pendapatan dan harga rumah secara bersama-sama mempengaruhi permintaan pembiayaan KPR Syariah dan mampu menjelaskan kepuasan nasabah sebesar 40,2%. Implikasi dalam penelitian ini sebaiknya bank syariah meningkatkan kualitas informasi tentang produk KPR Syariah.