OPTIMASI BIAYA PEKERJAAN ARSITEKTUR DENGAN METODE REKAYASA NILAI (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Rumah Susun Jagakarsa)

Seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dikota metropolitan terutama di DKJ, kebutuhan Rumah Layak Huni (RLH) meningkat dengan keterbatasan lahan yang menjadi kendala utama. Dalam menghadapi permasalahan ini, pemerintah melakukan pembangunan Rumah Susun, termasuk di Jagakarsa untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan biaya pembangunannya seefisien mungkin, karena kebutuhan masyarakat akan Rumah Layak Huni (RLH) masih tinggi. Maka, dibutuhkan optimalisasi biaya, salah satunya dengan metode Rekayasa Nilai perlu diterapkan yang mana sejalan dengan Permen PUPR No. 22/PRT/M/2018. Metode Rekayasa Nilai telah menjadi metode yang relevan untuk melakukan efisiensi biaya di masa siklus hidup proyek, termasuk masa konstruksi. Dari penelitian terdahulu, didapat rata-rata pekerjaan arsitektur memiliki kontribusi besar terhadap total biaya proyek sehingga pekerjaan arsitektur berpotensi memiliki penghematan yang signifikan. Metode Rekayasa Nilai, yaitu tahap informasi, tahap analisis fungsi, tahap kreativitas, tahap evaluasi, dan tahap rekomendasi. Pengumpulan data dilakukan dengan obeservasi ke pihak yang bersangkutan untuk memperoleh data primer (Rencana Anggaran Biaya dan Rencana Kerja Syarat) serta data sekunder (Analisis Harga Satuan Pekerjaan dan harga material) melalui survei langsung di internet atau perusahaan yang relavan. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa metode Rekayasa Nilai pada proyek Rumah Susun Jagakarsa menghasilkan efisiensi biaya sebesar Rp3,703,732,526 atau 9% dari biaya total pekerjaan arsitektur. Dengan rincian item pekerjaan yang dicapai adalah pekerjaan internal wall dengan penghematan biaya hingga 3% dari total biaya desain awalnya, serta floor finishes dengan penghematan biaya sebesar 48% dari total biaya desain awalnya.