OPTIMALISASI KINERJA SIMPANG TIGA LENGAN TAK BERSINYAL (STUDI KASUS : SIMPANG KM 0 SENTUL SELATAN)

Simpang KM 0 Sentul Selatan merupakan simpang strategis yang menghubungkan Tol Jagorawi, Tol Lingkar Luar Bogor (BORR), dan kawasan wisata Sentul City. Simpang ini kerap terjadi masalah kepadatan lalu lintas kritis sehingga menimbulkan kemacetan panjang terutama saat hari libur. Metode yang digunakan berdasarkan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2023 bagian simpang. Analisis kondisi eksisting pada jam puncak hari libur menunjukkan kinerja simpang yang buruk, ditandai dengan Tingkat Pelayanan (Level of Service/LOS) D, derajat kejenuhan (DJ) sebesar 1,12, dan tundaan rata-rata 27 detik per kendaraan. Nilai DJ yang melebihi 1,0 mengindikasikan bahwa volume lalu lintas telah melampaui kapasitas desain simpang, menyebabkan kemacetan parah dan antrean yang terus bertambah. Untuk mengatasi masalah ini, penelitian mengevaluasi skenario alternatif yang sudah dilakukan yaitu penerapan putar balik (U-turn) untuk melarang gerakan belok kanan yang menimbulkan konflik dari arah Sentul City. Hasil analisis menunjukkan bahwa alternatif solusi yang sudah diterapkan hanya bertahan hingga tahun ke-21, sehingga dilakukan manajemen lalu lintas yang akhirnya menambah masa kinerjanya selama 5 tahun. Pada tahun ke-26 hingga tahun selanjutnya diperlukan pembangunan agar penyelesaian masalah kemacetan dapat berkelanjutan dan solusi yang dipilih menunjukkan bahwa pembangunan underpass adalah solusi paling efektif dan berkelanjutan. Alternatif ini secara signifikan menurunkan derajat kejenuhan menjadi 0,74 dengan nilai tundaan sebesar 12,55 detik dan meningkatkan tingkat pelayanan menjadi LOS B. Validasi lebih lanjut menggunakan perangkat lunak simulasi mikroskopis PTV VISSIM mengonfirmasi keunggulan solusi underpass, dengan hasil simulasi yang menunjukkan nilai LOS A dan tundaan rata-rata hanya 10,53 detik. Sehingga alternatif solusi yang ditawarkan terbukti mengurangi nilai tundaan dan derajat kejenuhan yang dibuktikan dengan penggambaran menggunakan aplikasi simulasi PTV VISSIM.