Pemanfaatan Instagram @qitepinlanguage Pada Lembaga SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL) Sebagai Media Informasi

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan akun Instagram @qitepinlanguage oleh lembaga SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL) sebagai media informasi dengan pendekatan teori encoding/decoding dari Stuart Hall (1973). Dalam era digital, Instagram menjadi platform untuk menyebarluaskan pesan kepada audiens. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan riset literatur. Teori Stuart Hall digunakan untuk memahami bagaimana pesan yang disampaikan SEAQIL kemudian diinterpretasikan oleh followers melalui tiga posisi pembacaan: dominan-hegemonik, negosiasi, dan oposisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar followers menerima pesan yang disampaikan oleh SEAQIL dalam posisi pembaca negosiasi, dimana pesan cukup menjelaskan namun, merasa ada ruang untuk perbaikan. Sementara itu, hanya sebagian kecil followers yang berada dalam posisi pembaca dominan-hegemonik, di mana pesan dipahami sesuai dengan niat awal SEAQIL. Dalam Penelitian tidak ditemukan pembaca dalam posisi oposisi, dimana followers menolak atau memberikan interpretasi yang bertentangan dengan maksud pesan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa Instagram @qitepinlanguage belum efektif sebagai media informasi, meskipun ada variasi dalam interpretasi followers yang dapat dipertimbangkan untuk pesan yang lebih efektif.