PENERAPAN BIM 5D PADA RAINWATER HARVESTING GEDUNG BERTINGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE CUBICOST TME (Studi Kasus: Gedung PUT Politeknik Negeri Jakarta)

Pada pembangunan gedung pembelajaran, perencaan pemipaan merupakan komponen utama dari pekerjaan MEP. Penentuan kebutuhan air menjadi langkah awal dalam perencanaan plambing, air yang digunakan dapat bersumber dari air tanah atau PDAM. Namun seiring berjalannya waktu, trend green building sering digadangkan. Pada pengelolaan air, aspek green building berupa sistem pemanenan Pemanenan Air Hujan (PAH)/ rainwater harvesting. Rainwater harvesting merupakan pemanfaatan air hujan guna memenuhi kebutuhan air untuk sanitasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa potensi air hujan yang dapat digunakan sebagai alternatif sumber air pada gedung PUT Politeknik Negeri Jakarta dan mengetahui kuantitas serta rasio perencanaan. Objek penelitian diambil karena gedung PUT PNJ belum memanfaatkan air hujan. Pada metode penelitian, alat bantu yang digunakan adalah BIM 5D (Glodon Cubicost TME). Penggunaan BIM pada penelitian ini dapat menampilkan informasi quantity take off (QTO) yang diperlukan dalam pekerjaan pemipaan rainwater harvesting. Dari penelitian ini menggunakan 2 jenis tampungan air hujan yaitu ground water tank dan roof tank dengan masing-masing kapasitasnya sebesar 10 m3 dan 8 m3. Didapatkan hasil kuantitas panjang total pemipaan sebesar 1290,77 m. Pada perhitungan kebutuhan air berdasarkan jenis alat plambing pada lantai 1 sampai 4 didapatkan sebesar 5,515 m3/hari. Setelah dilakukan analisa maka kebutuhan air untuk flushing toilet dan penyiraman taman dapat terpenuhi, dengan penghematan sebesar Rp 71,592,-/hari. Sedangkan efisiensi dilakukannya rainwater harvesting dalam mencapai kebutuhan air bersih dapat dihemat mencapai 34%.

Kata kunci: green bulding, rainwater harvesing, Glodon Cubicost TME, plambing, kuantitas.