SINGLE BEAM ECHOSOUNDER PADA RANCANG BANGUN WAHANA KAPAL TANPA AWAK MENGGUNAKAN ECHOLOGGER

Indonesia, sebagai negara kepulauan, memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Namun, karena jumlah pulau yang besar dan luasnya wilayah pesisir laut, Indonesia menghadapi tantangan tersendiri. Salah satunya adalah kurangnya data topografi dasar perairan untuk sebagian besar wilayah laut dan pesisir pantainya. Informasi mengenai batimetri laut atau karakteristik dasar laut sangat penting, karena dapat digunakan untuk mengidentifikasi habitat flora dan fauna laut, dan mengukur ketinggian permukaan air laut.

Dalam melaksanakan penelitian ini, prinsip metode logika fuzzy Sugeno menjadi landasan utama. Prinsip ini digunakan untuk merancang dan mengembangkan pengukur kedalaman air dengan memanfaatkan sensor ECT D24 pada wahana kapal survei tanpa awak. Metode logika fuzzy Sugeno dipilih karena mampu memodelkan kerumitan hubungan antara variabel masukan, seperti suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin, dengan variabel keluaran yang diinginkan, yaitu kedalaman air.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan data kedalaman air yang diperoleh dari data Kedalaman Air NMEA ( National Marine Electronics Association) pada Sensor Echologger ECT D24 dengan metode logika fuzzy Sugeno sebagai pengambilan keputusan keakurasian ukuran kedalaman air di Kolam Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Jakarta, Depok, Jawa Barat. Menghasilkan tingkat akurasi antara nilai kekurasian dan kondisi aktual kedalaman air sebesar 97.58% dan nilai RMSE yang dihasilkan sebesar 0.546. Dalam hal ini metode logika fuzzy sugeno yang digunakan dalam keakurasian pengukuran kedalaman air memberikan hasil yang cukup baik untuk dapat diimplementasikan dalam penentuan pemetaan kedalaman air khususnya pada perairan tenang.

Kata Kunci : Sistem keakurasian Pengukuran Kedalaman Air, Logika Fuzzy, Logika Fuzzy Sugeno, Pengukuran Batimeri, Pengukuran Kedalaman Air, MATLAB.