Pemodelan Alat Kontrol dan Monitoring Pendeteksi Banjir Berbasis Internet of Things (IoT) di Entrance Stasiun Underground MRT Jakarta

Moda Raya Terpadu (MRT) merupakan moda transportasi yang memiliki 7 stasiun elevated dan 6 stasiun underground. Terdapat potensi bahaya banjir pada area entrance di stasiun underground MRT Jakarta, salah satu contohnya yaitu pada Stasiun Setiabudi Astra mengingat kondisi entrance yang rendah terhadap permukaan tanah disekitar. Perlu adanya alat pendeteksian ketinggian air di entrance sebagai inovasi pengembangan dengan memanfaatkan teknologi saat ini yaitu revolusi industri 4.0 dengan inovasi Internet of Things (IoT). Dalam penelitian ini, peneliti merancang pemodelan alat kontrol monitoring pendeteksi banjir berbasis IoT dengan menggunakan sensor ultrasonik. Pendeteksian menggunakan dua buah sensor ultrasonik US-100. Nilai pembacaan dua sensor US-100 akan dibandingkan dan diproses oleh ESP8266 terhubung Firebase dan ditampilkan melalui MIT Apps. Ketika ketinggian air mencapai 100 mm, sistem akan memberikan notifikasi ke MIT Apps, selanjutnya ketika ketinggian air mencapai 150 mm, maka sistem akan menyalakan pompa hisap 12V DC secara otomatis. Setelah ketinggian air mencapai 200 mm, sistem akan menggerakkan servo sebagai Flood Barrier. Keseluruhan proses dan tindakan ESP8266 ditampilkan pada MIT Apps yangtelah ter-install pada smartphone. Hasil penelitian yang telah dilakukan adalah dua sensor ultrasonik yang digunakan memiliki tingkat error pembacaan ketinggian permukaan air sebesar 1,62% untuk sensor ultrasonik 1 dan 1,77% untuk sensor ultrasonik 2. Alat yang dibuat mampu mendeteksi ketinggian permukaan air, menyalakan pompa dan dapat menggerakkan flood barrier menggunakan motor servo. Pengiriman data dari Esp8266 menuju Firebase dapat melakukan pengiriman data 100% tanpa error maupun bug.

Kata kunci: banjir, ketinggian air, monitoring, alarm, IoT, smartphone