Rancang Bangun Emergency Button Guna Mengatasi Pelecehan Seksual Di KRL Berbasis Komunikasi Long Range (LoRa)

Berdasarkan data dari koalisi ruang publik aman (KRPA) yang dirilis pada November 2022 lalu, sekitar 48,9 % perempuan ternyata pernah mengalami pelecehan seksual di transportasi umum. Sebagian besar kasus tersebut terjadi di KRL. Pada saat pelecehan seksual terjadi, umumnya korban akan merespon kejadian tersebut dengan hanya terdiam atau freeze. Hal tersebut disebabkan oleh adanya rasa terkejut yang diakibatkan oleh tonic immobility (TI), ditambah lagi dengan petugas keamanan yang selalu berpindah-pindah dan tidak menetap di satu gerbong, sehingga korban kesulitan untuk melaporkan kejadiannya.
Perkembangan teknologi saat ini dapat dimanfaatkan untuk mengurangi terjadinya pelecehan seksual, dengan memanfaatkan teknologi komunikasi long range (LoRa) dimana LoRa memiliki jarak jangkau yang cukup jauh, konsumsi daya yang rendah dan tidak perlu menggunakan internet dalam melakukan transmisi data. Komunikasi LoRa dapat digunakan untuk pembuatan sistem emergency button, dimana emergency button akan sangat berguna untuk meminimalisir adanya pelecehan seksual.
Berdasarkan permasalahan diatas, dibuatlah sebuah sistem emergency button di KRL berbasis komunikasi LoRa. Pada sisi transmitter akan terintegrasi dengan push button, terdapat 4 push button dan ditempatkan pada titik strategis di satu gerbong. Data yang didapat dari LoRa transmitter akan dikirimkan dan diterima oleh LoRa receiver yang terintegrasi dengan aplikasi android yang ada pada petugas keamanan di dalam KRL tersebut. Aplikasi android akan mengirimkan notifikasi instan disertai dengan denah lokasi kejadian kepada petugas keamanan. Integrasi antara prototype emergency button, firebase, dan aplikasi android menciptakan sinergi yang kuat dalam hal keamanan dan responsifitas. Berdasarkan hal tersebut, dibuatlah sebuah sistem emergency button guna mengatasi pelecehan seksual di KRL berbasis komunikasi LoRa.