BIOPLASTIK DARI PEKTIN KULIT APEL DAN PATI GARUT DENGAN PENAMBAHAN KITOSAN DAN GLISEROL

Kemasan plastik konvensional sekali pakai seperti polyethylene dan polypropylene meningkat drastis di pasaran dan sulit dikendalikan dan hanya berakhir menumpuk ditempat pembuangan sampah. Plastik konvensional berbahan baku minyak bumi yang tidak terbarukan dan sulit terurai sehingga berdampak negatif bagi lingkungan serta juga kemasan plastik konvensional yang digunakan dapat bermigasi ke produk dan menyebabkan masalah kesehatan. Alternatif pengganti plastik konvensional seperti plastik biodegradable, salah satunya kemasan bioplastik. Bioplastik terbuat dari bahan yang berasal dari alam dan mudah terurai secara alami. Pembuatan bioplastik menggunakan bahan baku pektin kulit apel, pati garut, dengan variasi gliserol (1.5 mL dan 2 mL), dan kitosan (1 mL, 2 mL, dan 3 mL). Karakteristik bioplastik yang akan diuji adalah ketebalan, transparansi, kuat tarik, elongasi, modulus young, kadar air, swelling, dan biodegradasi menggunakan Excel dan SPSS ANOVA dua arah. Hasil penelitian menunjukkan kondisi optimal bioplastik pektin kulit apel dan pati garut yaitu gliserol 1.5 mL dan kitosan 2 mL. Kondisi optimal memiliki nilai ketebalan 0,348 mm, nilai transparansi 84%, nilai kuat tarik 6,19 MPa, nilai elongasi 28,25%, nilai modulus young 0,219 MPa, nilai kadar air 0,47%, nilai swelling 144,8%, dan nilai degradasi sebesar 60,83% dengan perkiraan waktu degradasi selama 23 hari. Karakteristik bioplastik yang dipengaruhi oleh gliserol yaitu transparansi, kuat tarik, elongasi, modulus young, dan degradasi. Karakteristik bioplastik yang dipengaruhi oleh kitosan yaitu degradasi. Tidak ada karakteristik yang dipengaruhi oleh interaksi antara gliserol dan kitosan.

Kata Kunci: bioplastik, gliserol, kitosan, pati garut, pektin kulit apel.