Otomasi Air Conditoner Berdasarkan Jumlah Pengguna dan Suhu Ruangan

Pada negara tropis seperti Indonesia, penggunaan Air Conditioner (AC) menjadi hal yang wajar mengingat iklim yang ada sepanjang tahun cenderung hangat. Namun demikian penggunaan Air Conditioner sampai saat ini dirasa belum optimal dan berpotensi menimbulkan efek negatif seperti biaya maintenance yang tinggi, biaya tagihan listrik yang melonjak dan lifetime Air Conditioner yang menjadi lebih singkat. Penggunaan Internet of Things menjadi jawaban untuk optimalisasi penggunaan Air Conditioner yang bekerja berdasarkan kebutuhan jumlah orang yang berada di ruangan sehingga dapat menekan biaya maintenance, menurunkan biaya tagihan listrik dan memperpanjang lifetime Air Conditioner. Konsumen sebenarnya dapat mengetahui lifetime Air Conditioner yang mereka miliki, lifetime Air Conditioner dapat dimonitoring waktu penggunaannya dengan mengkomparasi antara set point yang didapat dari perhitungan MTBF (Mean Time Between Failure) kompresor Air Conditioner yang dimiliki oleh produsen ataupun secara general melalui data dari aplikasi NPRD (Nonelectronic Parts Reliability Data) yang dibandingkan dengan sisa lifetime yang tersedia, yang didapat dari perhitungan selisih antara nilai running hours dengan set point yang telah ditentukan di awal. Penentuan titik instalasi yang paling akurat menggambarkan kondisi lifetime kompresor Air Conditioner adalah dari titik sambungan antara kompresor dengan capacitor dan kompresor dengan relay overload protector yang berada pada sisi outdoor. Sedangkan untuk dapat memonitor secara realtime dapat dilihat pada layar LCD yang berada pada sisi depan panel kontrol.

Kata kunci : Air Conditioner, Lifetime, Mean Time Between Failure, Internet of Things