1801421019, Paulus Setianugroho (2022) KINERJA BANGUNAN TAHAN GEMPA DENGAN BALOK TINGGI METODE STRUT AND TIE BERDASARKAN SNI 2847-2019 DAN ACI 318-19. Lainnya thesis, Politeknik Negeri Jakarta.
I-JUDUL-PENDAHULUAN-PENUTUP.pdf
Download (2MB)
II-BAB II sd BAB IV dan LAMPIRAN.pdf
Restricted to Hanya Civitas Akademika PNJ
Download (12MB)
III-ARTIKEL.pdf
Restricted to Hanya Staff Repositori
Download (1MB)
Abstrak
Balok tinggi memiliki perbedaan dengan balok normal dalam geometri dan mekanisme penyaluran beban. Hal ini mengakibatkan balok tinggi memiliki perilaku struktur yang berbeda dan memerlukan metode yang tepat dalam menganalisis dan mendesain komponen struktur. Metode Strut and Tie Model (STM) telah menjadi mekanisme analisis yang rasional, cukup akurat, dan cukup sederhana untuk mengestimasi kapasitas beban balok tinggi beton bertulang. ACI 318-2019 memiliki beberapa perbedaan dalam hal merancang balok tinggi dengan menggunakan metode strut and tie. Oleh karena itu, untuk menganalisis pengaruh hal-hal tersebut, dilakukan pemodelan 3D bangunan tahan gempa dengan fungsi perkantoran, berlokasi di Jakarta, dengan kategori desain seismik D. Disajikan juga identifikasi dimensi balok tinggi dan rasio bentang terhadap tinggi balok yang menghasilkan gaya dalam terkecil. Dimensi dan rasio tersebut digunakan dalam desain dan detailing balok tinggi pada bangunan tahan gempa dengan metode strut and tie berdasarkan 2 peraturan yaitu SNI 2847-2019 dan ACI 318-2019. Desain bangunan tahan gempa dianalisis menggunakan metode performance based design sebagai analisis struktur bangunan tahan gempa dan analisis beban gempa menggunakan analisis beban dorong (pushover analysis). Setelah didapatkan taraf kinerja dan pola kegagalan struktur bangunan, dilakukan pembandingan hasil analisis kinerja dari tahapan desain kedua peraturan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio bentang/kedalaman balok tinggi semakin menurun kapasitas balok tinggi. Balok tinggi yang dirancang menggunakan ACI 318-19 menghasilkan panjang penjangkaran yang lebih besar dan kebutuhan tulangan terdistribusi vertikal yang lebih banyak dibandingkan dengan SNI 2847-2019. Balok tinggi juga mempengaruhi pola keruntuhan bangunan, dimana keruntuhan bangunan terjadi secara tiba-tiba.
Tipe Dokumen: | Thesis / Skripsi / Tugas Akhir (Lainnya) |
---|---|
Subjek: | 600 – Teknologi (Ilmu Terapan) > 620 Ilmu teknik dan ilmu yang berkaitan > 624 Teknik sipil |
Bidang, Unit, atau Jurusan Yang Ditujukan: | Teknik Sipil > Konstruksi Gedung D4 |
User ID Pengunggah: | Paulus Setianugroho |
Date Deposited: | 24 Aug 2022 11:57 |
Last Modified: | 24 Aug 2022 11:57 |
URI: | https://repository.pnj.ac.id/id/eprint/6832 |