ANALISIS KERUSAKAN PADA SLAG COOLER 1B UNIT 1 ( 1 X 100MW ) DI PT. PLN ( PERSERO ) UNIT PELAKSANA PEMBANGKITAN SEBALANG

ABSTRAK

ANALISIS KERUSAKAN PADA SLAG COOLER 1B UNIT 1 ( 1 X 100MW ) DI PT. PLN ( PERSERO ) UNIT PELAKSANA PEMBANGKITAN SEBALANG
Oleh Muhammad Hanan Al Karim
Sistem pembakaran dengan metode fluidisasi atau dengan meniupkan udara ke arah partikel yang telah terbakar sebelumnya biasa disebut dengan Fluidized Bed Combustion. Partikel yang terbakar bisa berupa pasir silika yang dalam hal ini disebut dengan bed material. Bed material yang ada di dasar furnace atau yang biasa disebut dengan bottom ash biasanya harus di kurangi atau di drain. Tujuan dari penggurangan jumlah volume bed material adalah untuk menjaga temperatur di dalam furnace sehingga panas di dalam furnace masih bisa distabilkan. Jika bed material tidak dikurangi volume nya maka akan berakibat fatal, temperatur di dalam furnace akan sangat panas dan bisa mengakibat ledakan. Untuk mengurangi jumlah volume bed material bisa digunakan sebuah alat yang dinamakan dengan slag cooler. Fungsi dari slag cooler ini adalah untuk mendinginkan bed material yang telah dikeluarkan dari furnace dengan bantuan air sebagai media pendinginan nya. Jika bed material yang baru dikeluarkan dari furnace tidak dilakukan pendinginan maka akan menimbulkan masalah baik itu untuk lingkungan ataupun pekerja. Slag cooler sendiri merupakan sebuah komponen yang berputar, dimana putarannya dihasilkan oleh motor listrik. Sebuah komponen yang berputar rentan terjadinya kerusakan contoh seperti keausan pada bearing. Untuk mengetahui apa saja kerusakan apa saja yang terjadi dilakukan sebuah analisis dengan metode Failure Mode and Effect.

Kata Kunci : Bed Material, Circulating Fluidized Bed, Slag Cooler, Kerusakan.