ANALISIS ABUTMENT MENGGUNAKAN PONDASI TIANG BOR DAN PONDASI SUMURAN (STUDI KASUS: JEMBATAN BATU BARA, MUARA ENIM)

Pembangunan Jembatan Batu Bara di Provinsi Sumatera Selatan membutuhkan perencanaan struktur pondasi dan kepala jembatan yang mempertimbangkan kondisi tanah setempat serta risiko gempa bumi. Berdasarkan uji N-SPT, ditemukan bahwa lapisan tanah keras berada padakedalaman sekitar 4 meter. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini dilakukan untuk menilai desain kepala jembatan yang dirancang agar mampu menopang beban mati, beban hidup, serta beban akibat gempa. Selain itu, studi ini juga bertujuan untuk membandingkan tingkat efektivitas dan efisiensi dari dua jenis sistem pondasi, yakni pondasi tiang bor (bored pile) dan pondasi sumuran. Dari hasil analisis diperoleh bahwa kedua desain kepala jembatan memiliki kapasitas struktur yang cukup untuk menahan berbagai jenis beban serta memenuhi syarat kekuatan. Namun, dari segi efisiensi material, pondasi tiang bor dianggap lebih hemat dibandingkan pondasi sumuran. Walaupun volume struktur
pondasi sumuran lebih kecil (20,360 m³) dibandingkan volume pondasi tiang bor (20,664 m³), kebutuhan jumlah tulangan untuk kepala jembatan pada pondasi sumuran
lebih tinggi. Pada pondasi tiang bor, diperlukan 9 batang tulangan utama D16–190 dan 17 batang tulangan sengkang D13–100, sedangkan pada pondasi sumuran dibutuhkan
10 batang tulangan utama D16–170 dan 18 batang sengkang D13–94.