PENDUGAAN EROSI PADA DAS CILIWUNG HULU MENGGUNAKAN METODE USLE BERBASIS SIG

Hujan yang terjadi selama beberapa hari berturut-turut di hulu DAS Ciliwung telah dapat mengakibatkan banjir sungai, yang terekam di stasiun pengamat arus sungai (SPAS) di bendung Katulampa. Pendugaan laju erosi dengan metode USLE umumnya dikombinasikan dengan teknologi GIS (Geographic Information System). Integrasi USLE dan GIS merupakan perpaduan yang sangat baik dan efisien untuk menghitung kehilangan agregat tanah. Metode ini diharapkan mampu memberikan informasi terkait sebaran bahaya erosi yang terjadi pada suatu lahan. Selain itu, USLE melibatkan berbagai parameter meliputi erosivitas indeks (R), indeks erodibilitas tanah (K), panjang dan kemiringan lereng (LS), serta indeks kondisi tutupan vegetasi dan pengelolaan lahan (P) dan praktik pengelolaan tanaman (C). Berdasarkan hasil analisis bahwa nilai A erosi yang tertinggi berada di kecamatan Megamendung dengan jenis tanah ochric andosols berada pada kemiringan lereng curam dan penggunaan lahan pemukiman dan tempat kegiatan yaitu sebesar 1512,20 ton/ha/thn. Nilai terendah berada di kecamatan Bogor Timur dengan jenis tanah orthic acrisols berada pada kemiringan lereng datar dan penggunaan lahan sawah yaitu sebesar 0,81 ton/ha/thn. Berdasarkan hasil analisis bahwa tingkat bahaya erosi yang terjadi pada DAS Ciliwung Hulu didominasi oleh erosi sedang yaitu 217,95 ha (38%). Survei lapangan dan pengambilan data lapangan sangat diperlukan dalam penelitian ini untuk hasil yang lebih akurat.