Analisis Perbandingan Daya Keluaran Turbin Angin Savonius Dengan Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (Angin-Surya)

“Sebanyak 94 persen dari kebutuhan energi Indonesia disuplai oleh energi fosil,”ujar Direktur Energi Baru Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Maritje Hutapea. Kebutuhan energi Indonesia akan terus meningkat. Peningkatan kebutuhan ini tidak sebanding dengan penemuan cadangan sumber energi fosil baru, sehingga semakin lama akan semakin tinggi selisih kebutuhan energi negara dengan cadangan energi fosil yang dimiliki. Maka dari itu dilakukan
penelitian serentak terkait dengan energi baru terbarukan sebagai sumber energi alternatif. Beberapa kelebihan utamanya adalah tidak menghasilkan emisi karbon serta minimal dalam prosesnya merusak lingkungan. Angin dan surya merupakan dua sumber energi terbarukan yang sering digunakan, keduanya memiliki kelemahan dan kelebihannya sendiri namun keduanya memiliki potensi yang baik di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menggabungkan kedua sumber energi tersebut untuk mengetahui manfaat dari membuat pembangkit hybrid tenaga surya dan angin. Parameter yang digunakan adalah daya keluaran dari masing-masing pembangkit. Hasil dari penelitian ini memaparkan bahwa pembangkit hybrid menghasilkan daya keluaran yang lebih besar dan lebih stabil dibanding dengan turbin savonius atau solar panel saja. Hasil dari rancangan Turbin savonius ini
membutuhkan kecepatan minimal 1m/s untuk dapat berputar. Semakin besar kecepatan angin, semakin besar juga putaran turbin, tegangan, dan arus yang dihasilkan.

Kata-kata kunci: kebutuhan energi, energi baru terbarukan, pembangkit hybrid.