Analisis Pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi Pekerjaan Beton Bertulang (Studi Kasus : Proyek Pembangunan RSIA Prof. Dr.I.G.N.G Ngoerah Denpasar Bali.)

Proyek RSIA Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah Denpasar tergolong proyek dengan tingkat risiko besar. Sumber kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerjaan beton bertulang dapat disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor dikarenakan kondisi tidak aman dan perilaku tidak aman. Risiko bahaya yang mungkin terjadi seperti terjatuh dari ketinggian, tertimpa material bekisting, tertimpa meterial perancah, tertimpa material besi serta iritasi kulit. Proyek RSIA Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah Denpasar telah menerapkan SMKK sesuai dengan Permen PUPR Nomor 10 Tahun 2021 yang salah satunya berisikan dokumen rencana keselamatan konstruksi berupa IBPRP. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor – faktor risiko yang dapat menimbulkan kecelakaan yang terdapat di proyek RSIA Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah Denpasar serta upaya pengendalian yang dilakukan khususnya pada pekerjaan beton bertulang. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan observasi untuk melihat sumber bahaya dan pengendaliannya, setelah itu dibuat kuesioner terkait sumber-sumber bahaya dan pengendalian risiko serta mengunakan dokumen proyek. Analisis yang dilakukan yaitu dengan uji statistik dan melakukan studi dokumen berdasarkan IBPRP dan JSA proyek. 40,3% faktor yang dapat menimbulkan kecelakaan yaitu disebabkan oleh faktor manusia, material, peralatan, lingkungan, dan metode kerja dan 59,7% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian. Penerapan pengendalian risiko keselamatan konstruksi pekerjaan beton bertulang proyek RSIA Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah Denpasar dikatakan baik karena angka penerapan pengendalian risiko keselamatan konstruksi sebesar 85%. Upaya pengendalian risiko yang terdapat pada IBPRP maupun JSA pekerjaan beton bertulang belum diterapkan seluruhnya, sehingga diharapkan bagi pihak kontraktor untuk menerapkan semua pengendalian yang telah tertulis untuk diimplementasikan di lapangan. Pihak kontraktor untuk bertindak lebih tegas kepada para pekerja dalam ketertiban penggunaan APD dan melaksanakan housekeeping dengan baik untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.