ANALISIS PRODUKTIVITAS PROSES INNER COATING MENGGUNAKAN METODE OMAX DAN FTA PADA PT ABC

Pengukuran produktivitas pada perusahaan sudah menjadi sebuah keharusan pada saat ini. Hal ini dilakukan agar perusahaan mengetahui tingkat produktivitas dari proses produksi yang mereka lakukan. Sama halnya yang dilakukan dengan PT ABC yang merupakan perusahaan yang memproduksi kemasan kaleng alumunium. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat produktivitas yang terjadi menggunakan metode Objective Matrix (OMAX). Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa indeks performansi dari periode Maret 2022 sampai dengan Desember 2022 mengalami fluktuasi. Indeks performansi tertinggi terdapat pada periode November 2022 dengan indeks performansi sebesar 233.33% dengan capaian skor sebesar 1000, sedangkan indeks performansi terendah terdapat pada periode Agustus 2022 dengan indeks performansi sebesar -73.53 dengan capaian skor sebesar 79,41. Rasio 4 (minimasi mesin mati) menjadi rasio dengan skor terendah yaitu dengan total skor senilai 36. Berdasarkan capaian skor dari keempat rasio, rasio 4 perlu dilakukan perbaikan untuk meningkatkan produktivitas produksi pada PT ABC. Hasil analisis menggunakan metode FTA ditemukan 6 faktor yang menjadi akar masalah yang mengakibatkan masalah gangguan mesin pada proses inner coating di line 9 pada PT ABC. Akar masalah yang ditemukan adalah tidak adanya acuan baku untuk setting mesin, kurangnya pengawasan dan juga bantuan dari supervisor terhadap operator yang bertugas, kurangnya pengalaman dan pelatihan pada teknisi maintenance, jumlah dan kualitas sparepart yang tersedia di gudang tidak sesuai dengan standar mesin, tidak adanya jadwal rutin maintenance pada mesin dan operator yang bertugas meninggalkan mesin saat proses produksi berjalan. Berdasarkan hasil analisis faktor yang mempengaruhi produktivitas produksi, maka usulan perbaikan untuk meningkatkan produktivitas produksi antara lain membuat dan menempel acuan baku dan SOP pada area kerja, menghimbau dan memberi sanksi agar supervisor mengawasi dan membantu operator, memberikan pelatihan untuk teknisi maintenance, menyusun serta memastikan jumlah dan kualitas sparepart yang ada di gudang, membuat jadwal maintenance rutin untuk mesin dan membuat SOP dimana operator harus mengecek proses produksi.